Being Good Looking ==Yaay or Nay??==

Ini nulis karena saya udah tingkat akhirr banget di kampus. Bukan, bukan mau ngebahas “good looking” untuk foto di biodata, saya mah anti jaim orangnya, jadi ya standar-standar aja. Ini gegara kebanyakan lihat iklan lowker dan isi requirement hampir dipastikan ada poin “good looking” terpampang di nomor 1 atau 2, padahal bidangnya gak terlalu banyak berinteraksi dengan orang. “Kalo gitu kenapa gak merekrut artis saja sekalian” batin saya.

Saya mau cuap-cuap sedikit dengan 2 kata menohok ini. Sebelum lebih jauh, pastikan kita sudah paham betul dengan diri kita sendiri, syukuri apapun yang Allah kasih ke kita. Bentuk tubuh kita, paras kita, mekanisme kerja tubuh kita dll intinya semua tentang diri kita lah. Setelah paham, maka bentuk terkonkrit dari rasa syukur itu adalah dengan menjaga, merawat dan senantiasa mengoptimalkan apa yang ada pada diri kita untuk semakin taat kepada Allah swt. Jauhi membanding-bandingkan orang lain dengan diri kita dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Allah sudah menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk ciptaan. Perkara seseorang lebih cantik/ganteng itu hanya subjektivitas orang, bukan hal utama. Poin utamanya adalah bagaimana kita menyikapi titipan Allah tersebut. Ada yang concern banget merawat diri tapi ada juga yang abay, “yaudahlah jalani hidup apa adanya aja, bukan artis ini”, atau “I like my self #gayaKirana” kalau Kirana yang bilang sih imut, kita juga maklum karena Ibook sudah berusaha maksimal untuk kondisi itu, ini di luar konteks.  atau “aku mah gitu orangnya” serta berbagai alibi lainya.  Membahas tentang makna “good looking” maka sudah pasti tak jauh dari bahasan yang 80% an adalah wajah atau muka. Kalau wanita itu cantik, sedangkan laki-laki itu ganteng. Kecuali posisi kita ada di Thailand, maka laki-laki cantik itu bertebaran dimana-mana. Awas jackpot buat yang cowok ya, haha.

Jadi gini, Saya pribadi punya riwayat buruk sama muka.  Jaman pas SMA dulu saya harus rela muka polos saya jadi berjerawat parah gegara penasaran pengen pake sabun muka kakak. Eeh bukanya ngbersihin malah sebaliknya, sejak saat itu pencarian sabun muka pun dimulai , gak nemu-nemu yang cocok. Sampai kadang saya frustasi sendiri pas ngaca. Maklum dulu jaman ababil pasti sedikit banyak muka itu sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri donk. Sampe pernah juga akhirnya saya ke dokter kulit, dan pas ngelihat muka sendiri di kaca cembung, beuh saya sampe gak kenal diri sendiri, intinya parah banget lah. Naah sebenarnya saya cocok-cocok aja dengan produk dari si dokter, tapi kekuranganya produk dokter itu bikin addict banget, sekali gak make, muka saya hancur lagi. Apalagi  saat itu, saya harus ke Bogor, tahun pertama kuliah s1, dan posisinya wajib asrama 1 tahun.  Gak mungkin kan harus bolak-balik Bogor-Brebes cuma karena sepaket obat. Akhirnya saya putar otak lagi, eksplore produk skincare yang cocok buat kulit muka yang jumlahnya bejibun banget. Coba sebutkan satu-satu iklan skincare yang ada di tv (karena dulu yang berjaya baru di tv, Ig ads, Fb ads belum ada) niscaya kalian tidak akan mendapati 1 produk pun kecuali saya sudah pernah mencobanya. Dan hasilnya,, nihil. Hiks. Ada sih produk-produk yang gak terkenal yang saya cocok pakenya, tapi saya lebih aware sama yang udah familiar aja biar kalo habis gampang dicari.

Kalo dihitung-hitung pencarian saya cukup lama juga, dari awal rusak tahun 2006 sampai 2017 alhamdulillah seperti sekarang ini berarti sekitar 11 tahunan, sekarang belum bersih-bersih banget, tapi secara before-after itu sudah sangat baik, biidznillah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat, dan menurut saya itu terlalu wasting time kalau Cuma buat mikirin muka. Wal hasil saya sering pasrah juga dengan kondisi ini, daripada tertekan, pikir saya. Oiya, saya juga sempat berada pada titik dimana kulit saya kebal dengan berbagai macam skincare. Jadi waktu itu saya cocok dengan brand wardah (bukan promosi) dan memutuskan untuk komitmen gak gonta-ganti, meskipun saat itu wardah masih agak susah dicari. Tapi suatu ketika, saya lupa tepatnya kapan, saya banyak agenda outdoor pas itu dan saya gak bawa sabun cuci muka, karena kepepet saya minta ke temen, alhamdulillah aman-aman saja. Keadaan itu terjadi beberapakali, jadi saya pake produk yang beragam dan muka saya gak kenapa-kenapa. Itu bukan berrti saya cocok dengan semua jenis skincare, tapi mungkin kulit saya yang sudah kebal terhadap produk yang beragam itu, jadi muka saya fine-fine saja.

Kalo tak pikir-pikir, flashback selama 11 tahun itu sudah sangat banyak kejadian yang saya alami, mulai dari motivasi sampai cemoohan baik yang halus maupun kasar, minder kalo diajak poto sudah pernah saya alami. Ortu saya pernah bilang, yang sejatinya malah lebih mirip investigasi  misal “ya ampun nduk-nduk, di keluarga itu gak yang kayak gini, kamu niru siapa?” sakiitt. Apalagi kalo lihat artis-artis Korea yang mukanya muluss, bersih, glowing (I know itu mereka pake teknik make up tertentu), dan terakhir datangnya dari murabbi saya sendiri. beliau cerita, temannya dulu di Jerman ada yang mendapat mutarabbi mantan model yang berhijrah, you know what pasti dia menjaga penampilan banget donk, dia bilang gini “mba boleh merubah wujud saya secara ruhiyah, tapi mba juga harus mau saya ubah penampilan fisiknya!”kurleb redaksinya kaya gitu. Haha jleb juga ya, itu liqaan di Jerman yang orang-orangnya notabene well educated, well prepared, gimana kalo si mbanya liqa di Indonesia, apa komentar dia dengan akhwat-akhwat sini yang kalo mau dateng liqa apa adanya banget, pake kaos lah, pake bergo lah, modal cumuk doang lah duuh, sabar ya mba. Dari sana murobbi saya sangat aware dengan penampilan dan selalu menegegaskan kepada mutarabbinya bahwa penampilan merupakan bagian dari dakwah, awal dari terbentuknya bonding kepada target dakwah. Iya, kita harus jadi dai premium donk, jangan ecek-ecek, premium dari segala side, jasmaniyah, fikriyah dan utamanya ruhiya. Begitu pesan beliau.

Pada intinya cuap-cuap saya ini mengacu pada hadits yang artinya “Sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai keindahan (HR Muslim)”. Tentu saja semua yang Ia ciptakan itu basically punya unsur keindahan, jadi balik lagi dengan pernyataan diatas ya, bahwa tugas kita sebagai makhluk adalah menjaga dan merawat keindahan yang telah Ia berikan di sekitar kita, minimal yang ada pada diri kita sendiri.

Oiya “good looking” gak Cuma muka ya, tapi juga tubuh secara keseluruhan. Makanya saya selalu respek dengan orang yang mau berubah lebih baik, diet, olahraga, zumba, maskeran, makan makanan homemade, dll karena selain tujuan kesehatan yang ingin dicapai, mereka pastinya punya tujuan mulia yaitu untuk membahagiakan pasangan bagi yang sudah menikah, atau sekedar mengurangi beban motor teman saat nebeng ke kampus hehe.

Alhamdulillah kos-kosan saya sangat mendukung untuk hal-hal itu. 95% anak kosan masak sendiri untuk makan 3x sehari, suka nyoba macam-macam resep, suka olahraga mulai dari zumba, yoga, tifan, renang, badminton, jogging, dan  panahan. Mereka juga suka trial and always excited dengan berbagai jenis masker terutama yang alami-alami. Poin plusnya adalah mereka juga suka enterpreneur, ada yang usaha kuliner, fashion, jasa pulsa, jasa print, jasa translate sampai toko kelontong semua ada.  #fabiayyi alaairabbikuma tukadzibaan.  So berhentilah berAlibi bahwa “GEMUK” itu tanda Bahagia, mungkin bahagia menurut diri sendiri tapi coba pikirkan perasaan orang lain terutama pasangan kalian (bagi yang sudah menikah). Atau berhentilah beralibi bahwa muka hancur itu akan sembuh dengan sendirinya saat sudah menikah karena pengaruh hormon dll, lalu kalian tidak mau survey produk yang pas di kalian dengan alasan itu kurang penting. Okay, mungkin itu ada benarnya tapi se”benar”nya lebih banyak salahnya dibanding benarnya, karena menurut saya itu lebih ke side bentuk ikhtiar kita dalam merawat titipan Allah bukan mengubahnya (misal oplas, cukur alis dll), yang inshAllah berpahala selama tidak berlebihan, apalagi jika diniatkan untuk berdakwah. Dai yang bersih, ideal, charming pulak jelas lebih menarik dan secara tidak langsung ucapanya lebih didengar dibandingkan dengan dai yang kumal, urakan asal-asalan, bukan? Karena cerminan Islam itu lah sudah mewakili dalam dirinya, sehingga orang mudah mendengarkan dan mengikuti.

Terakhir, saya hanya ingin melengkapi kompilasi dari makna good looking yang saya maksudkan disini. Percayalah bahwa segala jenis “good” yang sudah tercapai dalam diri seseorang tidak akan cukup menyinari keberadaanya kecuali ia dilengkapi dengan good attitude atau berakhlaqul karimah. Ibarat bunga, janganlah hanya menjadi bunga yang cantik namun tak wangi tapi jadilah bunga yang cantik dipandang dan wangi menentramkan dengan akhlakul karimah.

So this summary for being good looking adalah… Yaay

Tambahan nih buat motivasi diet, ada mba Hye Kyo dan teman-temanya yang sukses diet ^^

hye kyo

https://today.line.me/id/article/94049e3099f1c4da5ca0f1f5c48dc9eb88d5cfd45b339b22935e8b96219bde9a?utm_source=facebook&utm_medium=linetodayhome&utm_campaign=home_a

 

Tinggalkan komentar