Goodminton

Ada sebagian wanita yang alergi dengan olahraga. Sesuatu yang ku bilang sangat,,sangatt penting bagi tubuh, tapi seolah hanya milik segelintir golongan saja. Kalian tahu? Sebagian besar alasannya adalah karena olahraga erat dengan hal saru seperti menonjolkan keseksian tubuh bagi wanita. Teman-teman kosanku dulu contohnya, disuruh ikut aksi Palestina, hayukk. Aksi politik oke, aksi unjuk rasa,,siip cuss pokoknya semua jenis aksi hayuk lah,,tapi diajakin lari bareng, mager. Senam bareng, ogah nanti dikira mau ikut mejeng bareng ibu-ibu sama mbak-mbak seksi di halaman mall. Hadeuh, diajakin renang maunya nunggu jadwal pas perempuan aja, eh ternyata jadwal untuk perempuan adanya Cuma malem, gak jadi deh. Oiya pas diajakin panahan juga pada mager nanti bagian depan jilbabnya tersingkap. Gak lupa pas diajakin thifan (beladiri muslim) juga pada gak mau soalnya nanti takut kehilangan keanggunan, kan gw akhwat sejati.

Grrrrrr….Alibiii…

Hadeuh,,olahraga kan termasuk bagian dari salimul jismi jugaak,, nanti giliran pegel-pegel habis turun aksi, pada ngeluh bilang “aduuh, pegel ih, lupa kemaren belum olahraga dulu, belum persiapan ” heuh,,,plis deh ciint,

Aku gemas sekali dengan golongan manusia model ini.. Pengin di unyel-unyel rasanya. Bagiku being sholih/sholihah itu jelas wajib. Tapi, sholih/sholiha kan punya standar. Dan standar paling nyata bagiku ya 10 kepribadian muslim. Dan olahraga termasuk salah satu di dalamnya, salimul jasad.

###

Waktu seolah berhenti berdetak. Halam depan GOR benar-benar terasa sunyi dan hening, membuat pertemuanku dengannya seperti misteri macam di film-film horo. Mungkinkah ia hantu cantik GOR yang mengaku jadi Malla? Ah, aku tak mengerti mengapa takdir sering sekali membuatku malu belakangan ini. Lihatlah, sekarang harus kemana lagi jika aku ingin melihat tubuh gempal bongsor itu. Pengamatan tentang sosok di depanku ini seperti terpaksa dihentikan, pasalnya tangan kanannya sudah menarikku setengah memaksa untuk bersalaman.

“Malla,, dimana separuhmu?? “ tanyaku super penasaran

“Hei, aku masih jadi singlelillah keleus” jawabnya dengan nada cemberut setengah manja. Ooh good, senyum jahil itu, masih sama.

“maksudku separuh baadan kamu, Mal??’ Aku masih menyerocos, kedua tanganku meraba seluruh wajah dan tangannya.

“masyaAllah, kok jadi aku yang lebih gemuk dari kamu Mal?? Ungkapku tak terima.

Malla bercerita dirinya terpaksa melipir dari dunianya dulu untuk fokus berhijrah menjadi lebih baik, sekaligus menghijrahi tubuh gempalnya. Tak sia-sia usaha kerasnya, kini ia menjadi akhwat shaliha dengan multitalenta, sekaligus . “Gemuk adalah tanda kebahagiaan hidup seseorang?, aah, itu bulshit, Nay” ungkapnya ketus

Bagaimana mungkin…bagaimana mungkiiin ??? hatiku memberontak tidak menerima kenyataan.

“sepertinya kamu harus mengganti ungkapan itu, Nay” ucapnya sebelum kami berpisah

“ungkapan yang mana?” jawabku berpura-pura lupa

“Dengarkan aku’” ia memasang tampang serius “Badminton is Good,,not bad, okay” terangnya sembari menyipitkan mata.

Tidak terasa kami sudah sampai di depan parkiran GOR. Sejenak pandanganku menyapu seluruh area halaman, apalagi kalau bukan mokavrio yang ku cari. Ia harus selalu ku pastikan aman di parkiran, aku takut kalau ia beneran hantu setidaknya aku bisa segera kabur wusss…

Ooh moka, syukurlah dia tetap setia berdingin-dingin ria di pojok sana. Entahlah apa jadinya aku kalau tanpa keberadaannya selama dua tahun ini, mungkin aku jauh lebih ramping dari Malla, karena harus merelakan kakiku mengitari lingkaran kampus yang super luas ini. Hm,,,aku bedehem malas.

Percakapan kami terpaksa berakhir, karena malam sudah menegaskan gelapnya. Kami berbeda arah, aku ke Utara, Malla ke Barat.

Semenjak pindah kosan, aku jadi benar-benar merasa self renewable banget. Bagaimana tidak, akhirnya Allah tempatkan aku di antara orang-orang yang lebih logis tentang kehidupan ini. Terutama untuk misi hidup sehat, suasananya sangat mendukung. Dari sana aku jadi mulai terbiasa untuk menyiapkan makanku sendiri alias masak sendiri, mencoba banyak menu masakan baru atau berkreativitas mengkombinasikan berbagai macam bahan mentah agar menjadi sajian lezat, setidaknya untukku sendiri. Membiasakan diri untuk konsumsi sayur dan buah lebih banyak, tips rutin konsumsi buah setiap hari tanpa kantong bolong. Belajar membuat kue-kue yang simple tapi tetap yummy sangat. Belajar make up dan membuat masker alami. Oiya, dan jauh gak kalah pentingnya adalah di kosan baru ini penghuninya sport holic semua. Ada yang hobi renang, lari (bukan lari dari kenyataan lho ya), panahan, thifan dan tentu saja hobi kamu, Badminton.

###

Sesuatu yang melekat di dahiku sama dengan di dahinya, peluh. Tidak ada yang bisa mengalahkan dia saat bermain badminton, pasalnya dia selalu bermain dengan powerfull. Eh, bukan tenaganya, tapi body nya itu lho. Ya iya lah tak terkalahkan, sekalinya lawan mukul bola, dia nangkisnya tanpa ampun, dan aku yang capek ngambilin bola. Kalian tahu? Jarang sekali ada bola yang selamat sehat wal afiat hingga akhir pertandingan, karena ya keburu rusak duluan saat ia tangkis. Hufft. Semenjak pertemuan singkat itu, aku yang dulu eneg banget dengan badminton harus mengubah mindset,

“badminton is bad, Mall” gerutuku setiap kali melihat dia kalah dan terkapar malamnya,

“now Badminton is Good? Isn’t it?

No..no..no Badminton is Bad, and Goodminton is good.

Tinggalkan komentar