#JourneyInvestment -Story from Bromo

 

I don’t have any special talents, I do passionately currious – Albert Einstein-

Alhamdulillahirabbil alaamin, ditengah banyak tekananuntuk penyelesaian tesis, finally Allah izinkan diri ini untuk menapaki banyak kesempatan berlibur, bertafakur Alam. Yaitu ke Taman Bunga Nasional (TBN) di Cianjur, Leuwi hejo di Sentul Bogor, and the last but not the least yaitu ke Bromo.

Well semenjak punya Instagram, sejatinya saya lebih excited nongkrongin IG daripada di FB, karena entah mengapa banyak sekali penawaran menarik yang diberikan IG yang tidak saya temui di FB, kendati FB tentu saja terus berinovasi. IG punya magnet tersendiri bagi saya, dan jika kita perhatikan, bahkan artis-artis pun menjadikan IG sebagai socmed wajib dan untuk meningkatkan popularitasnya sembari menambah penghasilan sampingan seperti endorse barang maupun membesarkan bisnis mereka sendiri. yup adanya IG juga menyadarkan saya akan pentingnya fotografi. Semakin bagus kualitas postingan kita maka semakin baik pula feedback yang diberikan publik pada kita. Oiya, postingan disini maksudnya kualitas poto beserta captionya ya. maka sangat wajar bila jenis socmed satu ini menjadi ajang unjuk skill photography dan literasi. Banyak orang biasa menjadi selebgram karena ia rajin memposting karya buatanya di Ig, baik berupa photo, video editan, video rekaman, video suara, video lawakan bahkan sekedar meme-meme gak penting pun bila kita istiqamah mempostingnya maka tinggal menunggu waktu saja follower kita akan semakin bertambah gak karuan. Yup semua itu ada ilmunya, tapi pelengkap segala ilmu adalah ISTIQAMAH.

Okey tentu saja kita tidak akan berlama-lama membahas instagram beserta optimasinya. Kuy lah langsung saja back to story about #JouneyInvestment story from Bromo mount ya, guys.

Jadi awal mula perjalanan ini niat utamanya adalah kondangan ke Probolinggo. Kemana lagi kalo bukan ke walimahan ursy Ana-Dimas (29 April 2017). Rombongan kami awalanya hanya ada anggota Tsabat Arsy tapi ketambahan 3 orang,  jadi total ada 8 orang; saya (Kysky), Nopisky, Dian, Novi, Agysky, Agitsky, Bansky dan Adamceu. Yuhuu,  mumpung long weekend dan udah lama juga gak ngetrip bareng (terakhir ke rumah Ika di Cilacap)

-Day-1

Kami berangkat dari stasiun Pasar Senen menuju  stasiun Gubeng-Surabaya. Kereta kami melaju dari pukul 10.15 am dan tiba pukul 01.30 am. Total-total sekitar 18 jam di kereta, benar-benar perjalanan yang melelahkan. Untuk mengantisipasinya, saya sudah menyusun banyak rencana demi pembunuhan waktu yang lebih bermanfaat. Diantaranya adalah promosi barang dagangan, baca-baca status mastah bisnis biar gak ketinggalan info,  baca  bukunya kang Rendy Saputra “Understanding Bussiness” dan ya, sedikit banyak ngobrol santai dengan teman-teman, maklum lama udah gak pernah kumpul, jadi sekalinya kumpul bareng sambil ngetrip jadi seruu banget, apa aja bisa jadi diskusi menarik. Sampai akhirnya masing-masing udah capek dan sibuk sendiri, ada yang nonton, baca buku, dengerin musik , explore tools photography ala smartphone rasa DSLR terbaru, dan ada juga yang tidur lelap terbawa mimpi indah.  Satu hal yang membuat saya sedikit heran, kenapa yang hamil 1 orang (Novi), tapi yang perutmya buncit banyak banget?? Especially Bansky dan Adamceu, pakmil sejati. Kayaknya butuh bawa bidan pribadi nih selama perjalanan, haha.  Saya? Tentu saja baca buku yang saya ceritakan tadi, sambil ngemil maicih kw dari adah saya manggut-manggut, ooh ternyata bisnis itu sekomplek perumahan ya, lebih kompleks malah haha.

Day-2

Kami sudah sampai di stasun Gubeng –Surabaya, lalu segera caw naik grabcar menuju kediaman  Ika-Sony untuk silaturrahim dan sejenak melepas lelah. MashaAllah, senang sekali rasanya bisa bertemu lagi dengan seseorang yang memanggilku “adik” sampai detik ini. Ikaaaaaaa,,,long time no see, huhu alhamdulillah usia kehamilan Ika sudah mencapai 7 bulan, it means TA akan punya keponakan lagi unch..unch.

IMG-20170429-WA0006

  • foto ini aslinya berjarak ya, jadi jangan suudzan okey-

Setelah rebahan sebentar dan beres-beres akhirnya pukul 09.00 kami pamitan dengan tuan rumah untuk menuju lokasi utama dari sebab diagendakanya trip ini. Probolinggo, way of love Ana-Dimceu eaa. Kirain Cuma sekitar 2 jam, taunya 3-4 jam perjalanan ditambah dengan panasnya suhu kota, ya tentu saja dandanan Nopi meluntur ahaha, piis nop. Sesampainya disana, pangling banget saya dengan 2 orang di pelaminan ini. are you Ana whom I know ? soalnya kalo bisa dikuantitatifkan tingkat kecantikanya itu nambah 100% lho, tapi bukan karena make up ya. Sebaliknya Dimceu malah tumbuh ke samping, padahal kata iklan “tumbuh itu keatas”.  Anyway, Baarakallahulaka wabaaraka alaika wajamaa bainakuma fiy khairin. Semoga sakinah mawaddah warahmah, dan segera diberikan keturunan berupa cabe yang kuat di segala musim :D. Oiya guys, di acara ini Agitsky dan Adamceu ikut nyanyi, yah ternyata suara mereka bagus jugak.

IMG-20170429-WA0035

Perjalanan selanjutnya adalah yang paling di tunggu-tunggu, sesuai judul yaitu,,,#JourneyInvestment The Way to Bromo.

Alhamdulillah Allah berikan saya teman-teman yang hobi jalan-jalan, mulai dari jalan buat kondangan, jalan buat makan, sampai jalan yang beneran jalan-jalan (hha mulai aneh). Bagi kami, tidak ada hal rugi untuk sebuah perjalanan, karena insvestasi berupa pengalaman yang diberikan jauh lebih precious dampaknya untuk masa depan dibandingkan dengan hanya investasi harta seperti emas, property ataupun hewan peliharaan yang hanya disimpan, dipelihara lalu dijual. Sebelum lanjut ke Bromo, kami mengunjungi rumah Rifqi dan keluarganya, ini diluar rundown, tapi seneng banget jadi nambah wawasan baru di dunia kebidanan, ini karena istri Rifqi seorang bidan, mba Vivi. Well, ini ilmu baru yang semestinya saya dan semua wanita harus tahu sejak dini, jauh sebelum menikah. Gentle birth . Agar persalinan berjalan normal dan menyenangkan. (jangan pernah kepikiran untuk tanya “terus kamu kapan Kiy?”, nunggu yang di Lauhul Mahfudz turun aja, haha).

Udah ah, lanjut cerita ke Bromo ya.

Jadi kami sampai di Homestay sekitar pukul 18.30. and you know what. Sepanjang perjalanan disana berasa gelappp bangett, kayak jam 22.00, dingin banget lagi.brrrrr. segera mandi dan bersih-bersih. FYI kami sengaja mencari penginapan yang dekat dengan Bromo, kalian bisa pesan di pegipegi.com, lumayanlah, 140.000 per kamar, 1 kamar muat 2 orang, ada wifi dan air hangat. Karena saking dinginnya, saya beli juga itu syal dan kupluk yang dijual babang-babang di pelataran homestay. Oiya, ada hal traumatic disana,,jadi saat perut kami keroncongan otomatis akal sehat kurang berfungsi donk, apalagi ditambah dingin, hm.. pas banget momentnya ada abang tukang bakso yang menjajakan baksonya, tanpa pikir panjang segera kami sikat bakso tadi untuk menghangatkan badan dan menghangatkan perut tentunya haha. Di pertengahan makan, Dian nyeletuk, kurang lebih redaksinya gini “eh inget gak yang diwanti-wanti Rifqi tadi?”

Deg,,

Seketika itu saya merasa kenyang sekaligus pngen muntah. Hm,, iya juga sih, disini kan banyak orang hindu, terus biasanya jajanan yang dijajakan dekat tempat wisata itu harganya mahal, kalau bakso yang di sekitar Dramaga aja harganya bisa mencapai 15.000, dengan pentol bakso yang sedikit, lha ini Cuma 10.000 perak, pentol baksonya banyak dan kenyal lagi,,duuh gustii, nu agung, nyuwun pangapuranya nyak. -,-“.

Kami sengaja berpura-pura lama di homestay sebelum mangkok bakso kami kembalikan kepada penjual. Kami tak menuduh bakso itu memakai daging babi, tapi berdasarkan banyak hipotesis, wajar lah kami se curiga itu. semoga gak nyampai jadi daging yak.

Day-3

Saya masih mimpi indah tuh dengan badan yang pegel-pegel akibat perjalanan lama di mobil. Sayup-sayup terdengar suara Agitsky teriak dari luar

“mba Kiya, mba Dian, udah siap?”

Eh ternyata udah jam 02.30, mashaAllah dingin bangett pengen ngringkel lagi rasanya. Tapi tidak, kami tidak boleh kehilangan moment waiting for sunrise yang bakal syahdu syangatt. Yeeii sebentar lagi perjalanan kami dimulai

Place 1 –> Bromo Spot Catching up for Sunrise

IMG-20170430-WA0105

— bawa jaket IPN biar cepet lulus 😀

IMG-20170430-WA0085

— woy,,wajahnya biasa aja kali

Kami melihat sunrise di penanjakan 2, karena penanjakan 1 sudah penuh. Tak mengapa, disini juga sunrise terlihat cantik kok. Saya lupa tepatnya jam berapa sunrise benar-benar muncul, saking excitednya jadi gak lihat jam..huuh.

Ada kejadian lucu sekaligus ngeselin disini. Jadi gini, kan sekitar jam 03.30 alarm Nopi bunyi, terus orang-orang pada nyaut..”sahur,,sahur” haha. Lalu sekitar jam 04.15 alarm kembali bunyi, tapi bedanya ini alarm adzan subuh. Sontak saya bilang “Nop, kerasin aja nop, biar orang-orang nyadar’’ pikir saya. Otomatis kan kami siap-siap untuk shalat subuh gimana pun caranya,ditengah-tengah keriwehan menyiapkan tempat u/ shalat (maklum dilokasi gak ada mushalla adanya tanah aja, kecuali di penanjakan 2, sayangnya gak ke poto, karena masih gelaapp gulita), naah tak sengaja telingaku mendengar celetuk mba-mba bilang gini “Maksain banget sih, shalat di tanah”

Deg,,

“Emang situ terbuat dari apa kalo gak bukan tanah? Bukanya niatan kita kesini buat tafakur alam ya? terus kalau gak sholat itu apa namanya donk? Non sense lah” jawab saya dalam hati.

Huh,, yang penting kita udah action mengingatkan mulai dari adzan sampai shalat berjamaah. Selepas subuh jadi semakin tenang menyaksikan sunrise yang anggun nan elegan itu.

Place 2 –>Bukit Teletubbies

Awalnya bingung, kenapa bukit ini disebut bukit teletabis, udah kebayang aja mau gaya kayak Laa Laa, karena saya dulu paling suka Laa Laa dibanding dengan yang lain hehe. Ternyata bukan gak seperti yang saya bayangkan, tapi mirip lah ya, sama-sama cantik bukitnya. Bedanya disini padang savana dan rumputnya asli, kalo yang di teletabis Cuma ilusi. Well pengen banget ke savana yang ada di lokasi film Bajrangi Bhaijan suatu saat aamin, sementara kesini dulu.

IMG_20170430_075931.jpg

— finally I catch you, directly through my lens ^^

IMG-20170430-WA0011

waah ternyata ada yang lagi pasca wedding eaa 😀

Place 3 –> Pasir Berbisik

Yup, pasir berbisik dalam bayangan saya udah kayak padang pasir di middle east yang warnanya coklat muda terang gitu. Eeh taunya pasir item aja, katanya sih dari letusan vulkanik gunung Bromonya, tapi cukup menarik sih karena kesan di poto itu kami kayak anak ilang sendirian tersesat di padang pasir haha

IMG-20170430-WA0030

–formasi lengkap

IMG-20170430-WA0032

–Foto ala-ala DOTS, tapi apa daya, Nopi kurang gaul dan Agit kurang paham ya syudah seadanya aja haha

Place 4 –> Kawah Bromo (Puncak)

Naah ini dia nih puncak Bromo yang dinanti-nanti. Sayangnya waktu kami hampir habis, karena kesepakatanya Cuma sampai jam 10.00, sedangkan waktu menunjukkan pukul 09.00 kami baru mau nanjak. Tapi ya udah daripada nyesel dikemudian hari, nambah 100rb dibagi 8 kan masih ringan lah,, soo tancap teruus guys. Di spot ini lah saya kagum dengan bumil 1 ini, Novi, bisa lho naik sampai ke atas, turunya juga masih kuat, gak pake kuda kayak orang-orang. Haha jadi malu saya yang pengen naik kuda padahal masih kuat .

IMG-20170430-WA0013

— pemandangannya kayak di great wall RRC yah hihi

Yup, itulah serangkaian perjalanan trip kami ke Bromo. Tujuan sampingan yang menurut saya jauh lebih penting dari tujuan utama, karena kondangan mah udah sering lah ya, nah #InvestmentJorney nya ini yang precious. hehe

Sebagai tambahan, berikut saya berikan sedikit tips berwisata ke Bromo dibawah ini,

Tips-tips berwisata ke Bromo

  1. Pesan tiket perjalanan kereta ke Surabaya jauh-jauh hari, untuk yang dari jabodetabek pilih yang lewat jalur utara dan malam . Ini lumayan menyingkat waktu banget. Kemaren saya lewat selatan, pagi lagi jadi berasa lamaa banget gak nyampe-nyampe.
  2. Pilih homestay yang dekat Bromo, jadi paginya bisa berangkat jam 3.00 gak perlu lebih malem berangkatnya.
  3. Bawa perlengkapan lengkap seperti syal, sepatu kets, kupluk, jaket tebal, rok celana buat yang akhwat, intinya ootd yang nyaman deh, kayak saya dan Nopi, kami pake daily khimar #zawaya, bahanya lembut, menyerap keringat, motif dan warnanya banyak lagi,,oiya jangan sampai lupa bawa #TERMOSKARAKTER, kayak yang saya bawa ini. panasnya awett banget lho nyampe 12 jam lebih, kalian bisa bawa teh, kopi atau sekedar air putih hangat untuk menjaga badan tetap fit melawan hawa dingin. Bisa pesan ke saya ya (085842118437 atau follow @hijrina.id), tersedia 5 warna dan karakter yang lucu-lucu banget.IMG_20170430_053100

— tetep promosi di segala kondisi

4. Jangan terlalu lama berhenti disatu spot, karena kita berkejaran dengan waktu. Kalo sampai nambah waktu diluar kesepakatan maka siap-siap bayar denda kayak kami. Lumayan kan bisa buat beli oleh-oleh.

5. Bawa makanan sendiri, misal popmie tinggal nyeduh sendiri pake air panas dari #TERMOSKARAKTER, kan disana mahal-mahal kecuali yang saya ceritain diatas hehe.

6. Bawa uang CASH secukupnya. Jangan kurang jangan lebih, kalau kurang Disana gak ada ATM, apalagi gesekan kartu kredit,,misal nih kalian capek jalan ke kawah Bromo, terus pengenn naik kuda, tapi uang kalian kurang, jangan harap bisa ngegesek kartu kredit di pantat kuda ya, hahah yang ada kalian gak jadi naik kuda tapi malah dimarahin kudanya haha.

7. Cas baterai kamera dan HP sampai full, bawa powerbank juga agar disana gak ada tempat ngecas gratis kayak di stasiun Tanah Abang.

8. Kosongin memory HP dan kamera biar bisa nampung banyak poto-poto cantik.

9. Searching style photo yang unik dan menarik, jangan gitu-gitu aja gayanya. Sayang lho kalian udah jauh-jauh ke Bromo tapi potonya krik-krik.

10. Cetak poto2 kalian dan simpan di album. bikin portofoliomu bertambah untuk setiap perjalanan yang kalian lakukan.

11. Selalu dzkir kepada Allah di segala kondisi, jangan berbuat maksiat, agar perjalananmu tercatat pahala.

 

Naah itu dia, tips, tips nya. sampai bertemu lagi di trip-trip selanjutnya  happy#InvesmentJourney yak, 🙂

 

 

 

2 pemikiran pada “#JourneyInvestment -Story from Bromo

Tinggalkan komentar