Inspiring Couple #part 1

Screenshot_20160621_161205

Tahta Dzilaali Ramadhan

Bicara soal jodoh, pernikahan, anak, karir memang tidak pernah ada habisnya. itu karena perkara-perkara tersebut sangat bervariasi terhadap hidup seseorang, ada yang menyikapinya dengan “santai,.nanti juga sampai kalau udah waktunya”, ada pula yang menyikapinya dengan berlebihan sehingga jatuhnya galau dimana-mana, di dunia nyata atau dunia maya, lebih tepatnya sih sosial media. Kabar buruknya kegalauan yang di show up itu seperti debu menempel pada kaca, mudah sekali terbawa angin, menyebar dan menempel di kaca-kaca lain. Ok sebelumnya saya mau bilang kalau saya tidak dan bukan termasuk kategori orang yang galau tersebut. Pun pembahasan ini juga bukan ingin menyebarkan kegalauan kepada segenap penghuni bumi yang berstatus jones.

Saya Cuma ingin sedikit cerita, tentang “salah satu” inspiring couple yang pernah saya ketahui sejauh ini. Mereka orang yang cukup terkenal, terutama di kalangannya, juga dikalangan saya. Yups,,Ust Felix Siaw dan istrinya yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Alila. Jujur, terlepas dari kekurangan-kekurangannya, saya sangat menyukai pasangan ini. Bukan karena mereka pasangan artis ganteng-cantik, kaya, terkenal dll, bukan. Tapi karena mereka disatukan dalam ketaatan dan ketakwaan yang luar biasa.

Semua orang memiliki hak atas segala pilihan hidup yang nantinya akan dijalankan terutama pilihan yang sifatnya berjangka panjang. Misalnya saja tentang jodoh dan pernikahan. Kita mau berpasangan dengan siapa, menikah dimana, dengan resepsi yang bagaimana, nantinya tinggal dimana dan menjalani hidup sebagai apa,,itu semua totally pilihan kita. Orang tua, saudara, teman dll hanya sebagai pengarah dan pembimbing saja. Dan tentu saja setiap pilihan ada resikonya dan ganjarannya, surga atau neraka. sehingga berhati-hatilah dalam menentukan pilihan. Karena pilihan merupakan hasil akumulasi pemikiran yang tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman dan lingkungan seseorang, maka terlepas bebasnya suatu pilihan, ada baiknya kita membangun terlebih dahulu sebuah pemikiran, prinsip dan ideologi. Duuh kenapa jadi berat banget ya. bahasanya.  Simplenya kita harus banyak memperdalam ilmu, terutama ilmu agama dari sumber yang terpercaya, belajar dari banyak pengalaman orang. Dalam hal ini membanding-bandingkan kehidupan orang lain menurut saya boleh asal untuk konsumsi pribadi saja.

Ust Felix Siaw dan istrinya merupakan alumni Faperta IPB. Mereka sekelas, in breeding memang, tapi bukan karena cinlok ya. Mereka menikah tahun 2006, sekarang sudah 10 tahun pernikahan dan alhamdulillah sudah dikaruniai 4 orang jundi kecil. Ust Felix merupakan muallaf yang produktif dan cepat terakselerasi dalam berdakwah. Saat masih tahap awal keislamannya saja ia sudah aktif mengisi tausiyah di sekolah-sekolah. Ok, kita kesampingkan dulu masalah harokah dan aksesorisnya,disini saya lebih ke finding the inspiration. Coba bandingkan dengan kita,,iya KITA? Aku dan kamu yang ngakunya sudah jadi musilim dari lahir, tapi nyatanya tilawah aja belum tartil, nyampein kebaikan ke orang lain masih enggak enakan, sedekah masih 1000-2000an hhft,, maluuu. Kontribusi beliau terhadap dakwah Islam sudah besar bahkan saat masih dikataka mualaf. Tentu saja itu membuat namanya menjadi terkenal di kalangan dakwah, juga membuat pesona kekaguman tersendiri di kalangan aktivis akhwatnya, disamping memang ust Felix itu cakep dan pintar. Kalau beliau mau mah pasti udah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, mencari akhwat yang paling sempurna secara manusiawi, ya enggak jauh dari kriteria cantik, imut-imut, kaya, pinter, dll. Alibinya berdakwah sambil mencari partner dakwah ala aktivis abal-abal. Hm,, enggak salah juga sih sebenernya. Wajar bila seorang manusia mencari yang sempurna untuk kehidupan jangka panjangnya, demi kehidupan yang lebih baik . Tapi yang perlu diingat adalah standar sempurna seorang manusia sejatinya tidak akan pernah sempurna. Enggak ada habisnya. kalaupun ketemu doi yang sempurna, maka si doi pun belum tentu mau dengan yang biasa, pastinya nyari yang lebih sempurna lgi. Dst,,dst. Sampai akhirnya kematianlah yang menyempurnakannya

Ust Felix memilih Ummu Alila karena keimanan dan keistiqmahan atas ketaqwaannya kepada Allah, juga kesederhanaannya. Cerita beliau dulu tertarik saat turun lapang (saat itu masuk ke selokan kalau gak salah) dan ummu Alila tetap istiqamah dengan kaus kakinya, ia tidak melepasnya khawatir takut kotor dsb. Tentunya di jaman itu mungkin terasa aneh dan mengundang banyak perhatian orang, lah wong pakai hijab saja masih tabu, lah ini masuk selokan aja nggaya pake kaos kaki segala..nggaya bener dah. Kalau jaman sekarang sih teman-teman akhwat saya di Faperta juga sudah banyak yang seperti itu, jadi sudah tidak aneh lagi. Dan ketika saya membaca cerita versi Ummu Alilanya,,ternyata pasangan ini jauh lebih keren dari apa yang saya bayangkan. Tentang ust Felix meyakinkan keluarganya yang masih non muslim, juga Ummu Alila meyakinkan keluarganya yang sentimen dengan chiness, budaya kedua keluarga yang sangat berbanding terbalik, isu2 miring dari orang-orang, salah satunya menyebutkan kalau ust Felix masuk Islam karena mau menikah dengan Ummu Alila, ya ampuun, keterlaluan banget yak.. insiden keluarga ust Felix sebelum beberapa hari menjelang pernikahan, dll (lebih lengkapnya baca di IG aja ya dear). Semuanya membuat saya sangat-sangat bersyukur walaupun keluarga saya masih banyak kekurangan,  saya dilahirkan sebagai muslim dengan keluarga yang cukup kental agamanya, ekonomi kluarga yang cukup, otonomi keluarga terhadap saya yang memudahkan namun tidak menggampangkan sehingga urusan saya (termasuk piliha-pilihan hidup saya) menjadi lebih mudah. Alhamdulillah.

Saya sukaa dengan ke gentle an ust Felix, loyalitasnya yang full kepada Islam, dibuktikan dengan gigihnya beliau dalam berdakwah. Sederhana tapi ngena, beliau juga pebisnis ulung, beliau bukan tipikal ustadz bayaran yang mengharapkan amplop dari ceramah-ceramahnya. Apalagi yang bisa diharapkan dari seorang pria selain keimananan, ketaqwaan serta ke gentlean nya. saya juga suka dengan sosok Ummu Alila atas keteguhan prinsipnya terhadap Islam, kesederhanaanya dalam life style, juga sosoknya yang low profile namun selalu menjadi pendukung utama behind the scene atas dakwah suaminya sehingga menjadikannya populer. mashaAllah deh. Disaat banyak yang mendewakan kemapanan sebagai syarat kesiapan pernikahan (yang sebenarnya semakin disiapkan justru semakin tidak siap), Mereka memulai kehidupan bersama dari 0, berproses bersama untuk menuju kesuksesan. kepayahan demi kepayahan hidup, susah senang (yang lebih banyak susahnya daripada senangnya) diawal-awal pernikahan dilalui bersama. Mungkin bagi orang lain itu menyedihkan, namun Mereka menjadikan sabar dan syukur senantiasa beriringan sehingga segalanya terasa lebih ringan. Yess kemapanan itu harus, apalagi buat ortu si wanita, tapi ia bukan segalanya apalagi jadi penentu kebahagiaan rumah tangga. Kalau masalah rizki kan sudah ada yang ngatur, selagi hambaNya mau berjuang keras dan tidak melanggar syariah pasti Allah kasih ko, kalau kitanya enggak yakin justru dipertanyakanlah keiamanan kita. Dan terbukti, diusianya yang masih tergolong muda, pasangan ini tumbuh luar biasa. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan inspirasi dari pasangan sehidup sesurga ini (pinjem istilahnya bang Fahd P hehe), dan jangan lupa mengaplikasikannya saat sudah dan menjelang konkrit nanti. Karena hebatnya suatu pribadi, maka bisa jadi semua orang terinspirasi, tapi tidak semua mau beraksi.

Baarakallahufykum

Tahta Dzilaali Ramadhan

PS : tunggu kisah-kisah inspiring couple lainnya ya dear, kalau kalian menemui inspiring couple yang kalian benar-benar kenal, atau kalian termasuk inspiring couple versi kalian sendiri, jangan ragu menjapri saya untuk menuliskan reviewnya ya, semoga banyak yang tercerahkan dari kisah kalian nanti ^^ v  ^^

 

Ramadhan : Pahala vs Rupiah

Serba-serbi Ramadhan.

Kemarin 24/06/2016 saya ikutan diskusi online yang diadakan oleh YIM Talk. YIM merupakan kepanjangan dari Yes I’m muslim, komunitas ini kerap kali mengadakan acaranya lewat socmed. Kali ini judulnya adalah Mengidentifikasi “Pasar Dakwah” di Indonesia Sebagai Peluang Amal sekaligus Peluang Bisnis. Benar-benar diskusi yang bermanfaat, efisien dan membawa maslahat buat orang-orang seperti saya yang mencoba mengoptimalkan waktu online dari sekedar membaca kabar status teman-teman dengan menambah pengetahuan sekalgus newbie jualan.

Ramadhan memang selalu menyebarkan pesonanya kepada siapapun. Ia datang dengan maghfirah yang dibukakan selebar-lebarnya, pahala yang dilipat gandakan, juga nikmat-nikmat lainnya yang tak terhitung. Bulan Ramadhan sekaligus bulan puasa ini bagi saya adalah bulan penyucian diri (self washing month). Banyak orang jadi rajin beribadah dan beramal di bulan ini, untuk kemudiannya mari kita doakan semoga senantiasa istiqamah. Pesona Ramadhan yang banyak menawarkan pahala, pun ternyata ia masih memiliki pesona lain untuk sekedar urusan dunia. Yups apalagi kalau bukan terbukanya berbagai peluang bisnis yang menggiurkan. Mulai dari yang sederhana seperti catering takjil dan buka, sahur delivery, oleh2 mudik, kue dan fashion untuk lebaran sampai yang tingkat tinggi seperti jasa tour n travel untuk mudik, umrah selama bulan Ramadhan dll. Da saya mah apa atuh. Cuma iseng-iseng jadi reseller baju dari salah satu temen ngedonat. Berawal dari hobi ngepost-ngepost jualan orang ke grup WA, FB, IG dan BBM kalau pas lagi pikiran penat. Lalu kalau sudah ada respon minimal nanya harga aja, sudah bisa memperbaiki mood saya sebagian, bawaannya jadi lebih semangat aja gitu hihi. Apalagi kalau beneran closing,, wuiih seneng banget rasanya. Semangatnya membara lagi, terus moodnya balik lagi deh.

Jadi ceritanya sekitar Ramadhan minggu ke-2, ntah kenapa saya lagi semangat-semangatnya jualan, kebetulan nemu supplier lain yang menurut saya harga-harga yang di bandroll nya murah meriah dengan model, bahan, ukuran dan tampilan baik, sehingga saya pikir kalau produknya saya resell dan temen saya re-resell masih tetap murah untuk customer. Setelah memastikan ketersediaan baju-baju yang akan saya jual, Lalu segeralah saya prepare untuk posting jualan batch pekan itu, mulai dari ngeScreen capture foto, remark harga, terus repost dengan harga baru. Semuanya dilakukan dengan penuh semangat, berharap ada rizki saya dan teman saya. Setelah semuanya diposting, maka beberapa jam kemudian respon pun berdatangan berupa PM. Dalam hal ini saya kurang peduli dengan like, karena menurut saya PM lebih penting karena ia tanda serius. Mulai dari situ perasaan saya kembali bercampur aduk, antara senang karena banyak respon, kesal dan gemes karena CS nya slow repond, juga ketidakkonsistenan atas ketersediaan barang. Pernah 2 hari setelahnya ada yang pesan 2 baju, sudah dikonfirmasi ada, setelah fix dan sudah duitransfer malah lusanya buyer di sms kalau salah 1 barang yang sudah dipesan ternyta habis, buyer diminta memilih lagi diantara sekian banyaknya baju yang dijual, dan buruknya lagi saat buyer nanya baju mana yang ready CS pun kembali slow respond.. akhirnya protesnya ke saya, jadinya milih 1 dan  refund. Yah intinya belum rizki aja. Tapi setelah saya evaluasi, saya baru menyadari 1 hal, tentang kelalaian waktu dan beberapa hal yang menjauhkan saya dari keridhaan Allah. Bukan berarti selama ini saya beramal dan beribadah terus lantas hanya melakukan 1 kelalaian, bukan..bukan itu maksudnya, tapi saya merasa di bulan Ramadhan ini terasa begitu spesial, Allah langsung menegur kelalaian kita atau membalas amalan kita dengan segera, Itu yang saya rasakan.  Ya kalau hitungan dosa, mungkin dosa saya bergunung-gunung, tapi setidaknya saya akan terus mencoba memperbaiki diri inshaAllah.

Lanjutkan ceritanya ya, jadi di kesempatan lain, Allah pun kembali menunjukan kekuasaannya.  Ada stok baru dari teman ngedonat saya. Well dari pada Cuma menuh-menuhin memory, mendingan saya uplod, ya walopun saya saat itu enggak banyak berharap ada closingan. Karena memang harga dasarnya saja sudah mahal, belum lagi mendekati 10 hari terakhir Ramadhan adalah padatnya kondisi pengiriman barang, hampir seluruh jasa pengiriman barang overload, ada yang masih menerima orderan tapi tidak  bisa dipastikan sampai ke tempat tujuan sebelum lebaran. Kalaupun ada yang order belum tentu barangnya masih available, jadi ya selow aja. Lalu what happen the next? , seperti yang saya duga, memang tidak ada yang PM setelah beberapa jam posting. No problem, it’s okay, toh saya tidak berharap banyak. Yang membuat takjub adalah selang seharinya, tetiba ada 2 mba-mba mantan teman kosan lama, sebutlah mba A dan mba B. Mereka pesan masing-masing 1 baju (dress), setelah konfrimasi, barangnya pun ternyata masih available. Sayapun kembali memastikan terkait pengiriman yang mungkin akan sedikit lama. Saya hanya tidak mau cust kecewa, niatnya beli dress buat dipakai lebaran taunya barang sampai setelah lebaran, kan sakiiit.. singkat cerita, untuk mba A, dia kekeuh tetep order walopun harus pakai pengiriman yang kilat, Alhamdulillah . Dan untuk mba B, awalnya ia cancel karena 5 hari lagi ia mudik, tapi keesokan harinya ia memutuskan untuk reorder, “Kiy, mba jadi pesen ya, senyampeinya aja”, aku Cuma jawab “haa”,, alhamdulillah ya Allah 🙂

jadi menurut saya, di bulan Ramadhan ini, fokuslah untuk mencari akhirat, raih pahala sebanyak-banyaknya, niatkan segala sesuatunya untuk ibadah, dalam bermuamalah seperti jualan online sekalipun, tapi fokus ibadah mahdhah harus tetep diprioritaskan. percayalah, saat kita mencari akhirat maka dunia pun otomatis mengikuti. kan kita mencari ridho Sang maha pemberi rizki, bukan customer atau boss bernama Rizki. haha

Tahta Dzilaali Ramadhan

One Criteria

Bismillahirrahmaanirrahiim

One criteria

Kata salah seorang inspirator gw, tulislah apa yang ada dipikiranmu, sudah itu saja.

Menjelang tanggal 1 bulan suci Ramadhan ini banyak sekali kejadian yang gw alami baik langsung maupun tidak langsung.

Sebagai seorang manusia normal, laki-laki, matang dan berwawasan, gw tipikal orang yang cukup sensitif terhadap suatu berita gan, berasa kaya tuh berita nyindir gw kalau pas kebetulan mirip dengan apa yang gw alami, padahal mungkin gw nya yang kegeeran hehe. Kadang juga gw mikir, kok gw lebay banget sih jadi cowok. Lebay, alay, sensitifan kaya ciwi-ciwi lab yang lemah rapuh yang selalu minta dibantuin kalu mau analisis-analisis kimia. Tapi gw gak segitunya.

Hari ini gw baca status salah satu temen deket gw, dia cewek sih ya wajar kalau lebih vokal di medsos daripada di dunia nyata, gw memaklumi. Isi statusnya kurang lebih gini gan

“setinggi dan semulia apapun suatu kriteria, kalau sudah berbenturan dengan fisik maka biasanya semua kriteria itu…non sense.

A human especially men..”

Deg , kenape lo Thom?

Ada benernya juga sih. Itu sudah tabiat dan kelakuan manusia. Kalau ditawari kue brownis lezat dan dihias secantik mungkin sampe2 sayang banget buat dimakan terus disampingnya ada brownis juga tapi amburadul maka sudah dapat dipastikan kalau si laki-laki akan lebih memilih brownis yang dihias, karena simply; packagingnya bagus walopun sama2 brownis, ya gataw juga sih kalau masalah rasa. Bisa jadi itu Cuma jebakan batman.

Okey status itu emang gw banget tapi gw mau nambahin aja sedikit. Sebagai lelaki sejati, andai gw disuruh nyebutin kriteria,maka salah satu kriteria penting yang akan gw sebutin selain cantik, shaliha dan  kreatif adalah berumur panjang. Setidaknya umurnya lebih dari gw barang sehari aja, itu sudah cukup buat gw. Menurut gw, jodoh adalah hanya masalah jangka waktu. Ada orang yang semasa hidupnya Cuma menikah dengan 1 pasangan sampai tua renta dan benar-benar dipisahkan oleh maut, sesuai janji yang diucapkan saat hari pernikahan mereka dulu. Ada juga orang yang menikah lebih dari 1x, bukan karena bercerai tapi karena salah satunya bertemu maut lebih dahulu dalam usia yang tergolong muda, orang itu menangisi pasangannya, berusaha ikhlas dan bilang akan tetap setia tidak akan menikah lagi dengan orang lain. Namun, seirng berjalannya waktu, definisi kesetiaan kuno pun menemui kebijakannya, bahwa menikah lagi bukan berarti tidak setia, tetapi ada bagian-bagian hidup yang akan jauh lebih baik, lebih produktif jika dilakukan bersama,. Gw pikir pasangan yang sudah meninggal itu akan jauh lebih tenang dan bahagia di alam sana manakala tahu kalau posisinya sudah ada yang meneruskan demi pasangannya yang masih hidup. Dalam hal ini kita bisa lihat kalau yang namanya jodoh itu sederhananya adalah jangka waktu kebersamaan dengan sesiapa yang kita sayangi, tentu saja yang sudah berstatus halal. Tapi siapa lah manusia di dunia ini yang tahu seberapa banyak jatah usianya, sehingga bisa dilampirkan di cv, sebagai bahan pertimbangan keputusan penerimaan haha, tetapi sehebat apapun, niscaya benar2 tidak ada. Dan kita Cuma bisa berikhtiar lewat istikhoroh, karena jawaban Allah jelas yang terbaik bagi pihak manapun.

Masih  ngeyel dengan ide gila tadi..kalau bisa gw pengen yang terlama. Gw termasuk lelaki yang susah move on nya. kalau bisa gw duluan aja yang bakal ninggalin si doi di dunia untuk nantinya kembali bertemu di akhirat.

Siang itu gw shock karena ayah temen gw meninggal secara mendadak banget,nget,,nget, tapi saat diperiksa ternyata demam berdarah.  padahal temen gw ini lagi proses mw nikah, akhirnya dia mundur karena posisinya dia sebagai anak pertama cowok maka otomatis jadi tulang punggung keluarga (ibu dan 2 adek ceweknya), jadi masih belum siap mikirin ke arah nikah2an gitu. Belum lagi tadi, ibu2 samping gw (perkiraan adalah mahasiswi s1 usia sekitar 24 tahun), ternyata udah punya anak 1 dan usianya 37 tahun, dia bilang dia baru ditinggal mati suaminya 8 bulan yang lalu. Duuh sedih banget gak sih gw, dan beberapa menit kemudian gw ditelpon kakak kelas gw, kalau si calis gw lagi sakit, persis sama seperti apa yang dialami ayah temen gw. Duuh, pengen nangis kejer rasanya. Belum apa-apa udah banyak cobaannya, duh gusti..apa yang mesti gw perbuat coba, Cuma bisa berdoa ma dzikrullah aja deh gw, semoga Allah kasih jalan yang terbaik aja dan semuanya happy ending. Aamiin

1 Ramadhan 1437H  à  6/06/16

Under 00:00 of deep night

Going the extra miles