Tahta Dzilaali Ramadhan
Bicara soal jodoh, pernikahan, anak, karir memang tidak pernah ada habisnya. itu karena perkara-perkara tersebut sangat bervariasi terhadap hidup seseorang, ada yang menyikapinya dengan “santai,.nanti juga sampai kalau udah waktunya”, ada pula yang menyikapinya dengan berlebihan sehingga jatuhnya galau dimana-mana, di dunia nyata atau dunia maya, lebih tepatnya sih sosial media. Kabar buruknya kegalauan yang di show up itu seperti debu menempel pada kaca, mudah sekali terbawa angin, menyebar dan menempel di kaca-kaca lain. Ok sebelumnya saya mau bilang kalau saya tidak dan bukan termasuk kategori orang yang galau tersebut. Pun pembahasan ini juga bukan ingin menyebarkan kegalauan kepada segenap penghuni bumi yang berstatus jones.
Saya Cuma ingin sedikit cerita, tentang “salah satu” inspiring couple yang pernah saya ketahui sejauh ini. Mereka orang yang cukup terkenal, terutama di kalangannya, juga dikalangan saya. Yups,,Ust Felix Siaw dan istrinya yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Alila. Jujur, terlepas dari kekurangan-kekurangannya, saya sangat menyukai pasangan ini. Bukan karena mereka pasangan artis ganteng-cantik, kaya, terkenal dll, bukan. Tapi karena mereka disatukan dalam ketaatan dan ketakwaan yang luar biasa.
Semua orang memiliki hak atas segala pilihan hidup yang nantinya akan dijalankan terutama pilihan yang sifatnya berjangka panjang. Misalnya saja tentang jodoh dan pernikahan. Kita mau berpasangan dengan siapa, menikah dimana, dengan resepsi yang bagaimana, nantinya tinggal dimana dan menjalani hidup sebagai apa,,itu semua totally pilihan kita. Orang tua, saudara, teman dll hanya sebagai pengarah dan pembimbing saja. Dan tentu saja setiap pilihan ada resikonya dan ganjarannya, surga atau neraka. sehingga berhati-hatilah dalam menentukan pilihan. Karena pilihan merupakan hasil akumulasi pemikiran yang tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman dan lingkungan seseorang, maka terlepas bebasnya suatu pilihan, ada baiknya kita membangun terlebih dahulu sebuah pemikiran, prinsip dan ideologi. Duuh kenapa jadi berat banget ya. bahasanya. Simplenya kita harus banyak memperdalam ilmu, terutama ilmu agama dari sumber yang terpercaya, belajar dari banyak pengalaman orang. Dalam hal ini membanding-bandingkan kehidupan orang lain menurut saya boleh asal untuk konsumsi pribadi saja.
Ust Felix Siaw dan istrinya merupakan alumni Faperta IPB. Mereka sekelas, in breeding memang, tapi bukan karena cinlok ya. Mereka menikah tahun 2006, sekarang sudah 10 tahun pernikahan dan alhamdulillah sudah dikaruniai 4 orang jundi kecil. Ust Felix merupakan muallaf yang produktif dan cepat terakselerasi dalam berdakwah. Saat masih tahap awal keislamannya saja ia sudah aktif mengisi tausiyah di sekolah-sekolah. Ok, kita kesampingkan dulu masalah harokah dan aksesorisnya,disini saya lebih ke finding the inspiration. Coba bandingkan dengan kita,,iya KITA? Aku dan kamu yang ngakunya sudah jadi musilim dari lahir, tapi nyatanya tilawah aja belum tartil, nyampein kebaikan ke orang lain masih enggak enakan, sedekah masih 1000-2000an hhft,, maluuu. Kontribusi beliau terhadap dakwah Islam sudah besar bahkan saat masih dikataka mualaf. Tentu saja itu membuat namanya menjadi terkenal di kalangan dakwah, juga membuat pesona kekaguman tersendiri di kalangan aktivis akhwatnya, disamping memang ust Felix itu cakep dan pintar. Kalau beliau mau mah pasti udah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, mencari akhwat yang paling sempurna secara manusiawi, ya enggak jauh dari kriteria cantik, imut-imut, kaya, pinter, dll. Alibinya berdakwah sambil mencari partner dakwah ala aktivis abal-abal. Hm,, enggak salah juga sih sebenernya. Wajar bila seorang manusia mencari yang sempurna untuk kehidupan jangka panjangnya, demi kehidupan yang lebih baik . Tapi yang perlu diingat adalah standar sempurna seorang manusia sejatinya tidak akan pernah sempurna. Enggak ada habisnya. kalaupun ketemu doi yang sempurna, maka si doi pun belum tentu mau dengan yang biasa, pastinya nyari yang lebih sempurna lgi. Dst,,dst. Sampai akhirnya kematianlah yang menyempurnakannya
Ust Felix memilih Ummu Alila karena keimanan dan keistiqmahan atas ketaqwaannya kepada Allah, juga kesederhanaannya. Cerita beliau dulu tertarik saat turun lapang (saat itu masuk ke selokan kalau gak salah) dan ummu Alila tetap istiqamah dengan kaus kakinya, ia tidak melepasnya khawatir takut kotor dsb. Tentunya di jaman itu mungkin terasa aneh dan mengundang banyak perhatian orang, lah wong pakai hijab saja masih tabu, lah ini masuk selokan aja nggaya pake kaos kaki segala..nggaya bener dah. Kalau jaman sekarang sih teman-teman akhwat saya di Faperta juga sudah banyak yang seperti itu, jadi sudah tidak aneh lagi. Dan ketika saya membaca cerita versi Ummu Alilanya,,ternyata pasangan ini jauh lebih keren dari apa yang saya bayangkan. Tentang ust Felix meyakinkan keluarganya yang masih non muslim, juga Ummu Alila meyakinkan keluarganya yang sentimen dengan chiness, budaya kedua keluarga yang sangat berbanding terbalik, isu2 miring dari orang-orang, salah satunya menyebutkan kalau ust Felix masuk Islam karena mau menikah dengan Ummu Alila, ya ampuun, keterlaluan banget yak.. insiden keluarga ust Felix sebelum beberapa hari menjelang pernikahan, dll (lebih lengkapnya baca di IG aja ya dear). Semuanya membuat saya sangat-sangat bersyukur walaupun keluarga saya masih banyak kekurangan, saya dilahirkan sebagai muslim dengan keluarga yang cukup kental agamanya, ekonomi kluarga yang cukup, otonomi keluarga terhadap saya yang memudahkan namun tidak menggampangkan sehingga urusan saya (termasuk piliha-pilihan hidup saya) menjadi lebih mudah. Alhamdulillah.
Saya sukaa dengan ke gentle an ust Felix, loyalitasnya yang full kepada Islam, dibuktikan dengan gigihnya beliau dalam berdakwah. Sederhana tapi ngena, beliau juga pebisnis ulung, beliau bukan tipikal ustadz bayaran yang mengharapkan amplop dari ceramah-ceramahnya. Apalagi yang bisa diharapkan dari seorang pria selain keimananan, ketaqwaan serta ke gentlean nya. saya juga suka dengan sosok Ummu Alila atas keteguhan prinsipnya terhadap Islam, kesederhanaanya dalam life style, juga sosoknya yang low profile namun selalu menjadi pendukung utama behind the scene atas dakwah suaminya sehingga menjadikannya populer. mashaAllah deh. Disaat banyak yang mendewakan kemapanan sebagai syarat kesiapan pernikahan (yang sebenarnya semakin disiapkan justru semakin tidak siap), Mereka memulai kehidupan bersama dari 0, berproses bersama untuk menuju kesuksesan. kepayahan demi kepayahan hidup, susah senang (yang lebih banyak susahnya daripada senangnya) diawal-awal pernikahan dilalui bersama. Mungkin bagi orang lain itu menyedihkan, namun Mereka menjadikan sabar dan syukur senantiasa beriringan sehingga segalanya terasa lebih ringan. Yess kemapanan itu harus, apalagi buat ortu si wanita, tapi ia bukan segalanya apalagi jadi penentu kebahagiaan rumah tangga. Kalau masalah rizki kan sudah ada yang ngatur, selagi hambaNya mau berjuang keras dan tidak melanggar syariah pasti Allah kasih ko, kalau kitanya enggak yakin justru dipertanyakanlah keiamanan kita. Dan terbukti, diusianya yang masih tergolong muda, pasangan ini tumbuh luar biasa. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan inspirasi dari pasangan sehidup sesurga ini (pinjem istilahnya bang Fahd P hehe), dan jangan lupa mengaplikasikannya saat sudah dan menjelang konkrit nanti. Karena hebatnya suatu pribadi, maka bisa jadi semua orang terinspirasi, tapi tidak semua mau beraksi.
Baarakallahufykum
Tahta Dzilaali Ramadhan
PS : tunggu kisah-kisah inspiring couple lainnya ya dear, kalau kalian menemui inspiring couple yang kalian benar-benar kenal, atau kalian termasuk inspiring couple versi kalian sendiri, jangan ragu menjapri saya untuk menuliskan reviewnya ya, semoga banyak yang tercerahkan dari kisah kalian nanti ^^ v ^^