Hari ini aku ingin bercerita singkat saja. Sepagi setelah subuh tadi, aku sudah rapi bergegas pergi meninggalkan kosanku di Jakarta, libur long weekend. Menariknya Ini bukan perjalanan biasa, aku harus sekaligus mengantarkan teh Atisah, Asisten rumah tangga yang baru 2,5 bulan lalu bekerja di rumah sekaligus kos-kosan yang aku singgahi. Beliau harus segera pulang ke rumahnya di Sukabumi, lantaran anak keduanya sudah seminggu sakit keras. 2,5 bulan waktu yang super singkat, jauh lebih singkat daripada setahun aku mengenalmu tapi tak ada kemajuan yang berarti. Rasanya ia sudah menjadi bagian dari kehidupanku, ia sudah seperti kakak yang baik hati, ibu yang perhatian, teman curhat yang asik, juga alarm pengingat hidupku akan banyak hal. Terutama tentang umurku,,yang jelas sudah tidak muda lagi. Secara, usianya sudah menginjak 36 tahun dan sudah memiliki 2 anak laki-laki. Dan jangan heran, anaknya sudah besar, kelas 3 SMK dan 3 SMP. Beliau sudah berpengalaman hidup di Arab, menjadi TKW selama 2 tahun, sehingga pengalaman dan pengetahuanya tidak diragukan lagi walaupun ia hanya lulusann SR (kalau aku tidak salah). Uniknya, meskipun ia sudah pernah naik pesawat, ia malah belum pernah naik kereta, sehingga dengan kesempatan terakhir ini, ia memintaku mengantarnya sampai ke terminal Baranangsiang, naik KRL Tanah Abang-Bogor lalu lanjut ke Baranangsiang dan menaik angkot ke Sukabumi.
Sampai di terminal, alhamdulillah sudah terparkir 1 angkot Sukabumi-Bogor yang menunggu penumpang dengan anggun. Aku menduga ia adalah seorang yang di berkahi. Bagaimana tidak, dari sebagian kisah hidupnya yang aku tahu, hampir semuanya menakjubkan. Salah satunya, saat menjadi TKW, ia salah seorang yang beruntung karna mendapatkan majikan yang shalih, amat baik hati disaat TKW2 yang lain mendapat majikan yang yaah,, kamu tahu sendirilah..
Aku sudah hampir 10 bulan di balai, tapi penelitianku belum selesai,,OMG,, hidup gini amat yak??. Kalau aku wanita hamil, pasti harusnya kita sudah punya anak lucu (#kamu ngomong sama siapa??). jangan tanya aku bosan apa tidak,,keluargaku, teknisi dan OB balai apalagi, mereka hafal sudah dengan kegiatan sekaligus kebiasaanku. Sesekali mereka bertanya santai tapi jleb,, “lho belum selesai juga?”, dan aku hanya bisa senyum nyengir. Aku hanya harus selalu bersabar dan terus bersabar. Aku ingat beberapa temanku ada yang penelitianya dari mulai semester 1 dan sampai detik aku menulis ini dia bahkan masih penelitian.,,woow, aku kalah jauh, tapi ya jangan sampailah. Bukan karena dia pemalas, tapi mungkin Allah tahu, dia wanita yang tangguh jadi Ia mengujinya dengan sungguh-sungguh. Kamu tahu, di balai, tepatnya lab kimia, sudah tinggal 2 orang mahasiswa tersisa, aku dan anak s1. Aku senang sekaligus sedih. Senang karna setidaknya masih ada teman ngelab yang asik dan easy going sehingga aku lupa sejenak kebosanan dan kejenuhan ini. sekaligus aku sedih karena aku berpikir,, ya Allah sampai kapan lagi aku harus disini. T.T . untungnya aku punya aktivitas jualan, itu kegiatan seru yang membuat kebosananku hilang sejenak, dan kabar buruknya,,aku ketagihan, karena jualanku semakin banyak,dan omsetku juga ada kenaikan meski hanya berapa persen. Setidaknya cukup untuk menambah lemak di rekeningku, sedikit mengurangi beban ortu di rumah.
dan kamu tahu, teh Atisah, seperti yang ku ceritakan diatas, ia selalu menjadi penghiburku saat pulang dari balai, melepas kepenatan. Aku diajarkan menanak nasi pakai panci, secara aku tidak punya magic com haha. Aku hampir selalu diberinya lauk saat melihat lauk yang aku masak itu-itu aja, ala anak kosan, kalau gak goreng2an (nasi,tempe,ayam) atau sayur ala-ala kadarnya –kangkung rebus, sop, itu aja yang sering ku masak. Yang penting makan sayur. Sejak anak kamarku selesai ngekos, aku jadi kehilangan selera beli-beli makan di luar, selesai nglab langsung pulang , dan ya sudah, aku hanya makan dengan stok persediaan bahan makanan mentah yang aku simpan di kulkas. Itu kabar menarik bukan? Menghemat sekaligus diet ^^. Oiya, aku juga punya kebiasaaan baru, membuat es kopi Good Day Cappucino, itu sukses menjadi pengganti capcin yang ada di kios belakang masjid. 5000 dipangkas menjadi 1500. Ini bukan promosi yah, tapi aku sudah survey ke berbagai merk kopi lokal yang menawarkan “perisa” cappucino. Dan survey membuktikaaan,, (lihat kutipan di atas haha). Si teteh yang hafal dengan kebiasaanku satu itu sering berekspresi seolah ngilu saat meihatku asyik menggigit es batu ,,kletak kletuk. Sebagai responnya, akujuga hanya ketawa melihatnya.
Ah kenapa cerita ini jadi ngelantur kemana-mana? Ini bahkan baru 15 jam berlalu saat perpisahan mengharukan itu terjadi. Sampai di terminal baranangsiang, dia menjabat tanganku erat. Bercipika-cipiki, kami sedikit malu dilihat penumpang dan kuli angkut terminal. Itu seperti drama FTV ala SCTV saja. Bagaimana tidak, itu terjadi di terminal, bukan stasiun kereta elit atau bandara yang megah ala drama Korea. Sebagian bertanya, “itu ibunya ya neng? Atau kakaknya?” aku tidak kuasa menjawab, menahan air mata. Sepersekian menit kemudian, ia naik angkot. Aku memutuskan kembali ke kampus dengan memesan ojek online untuk menghadiri seminar nasional yang sudah ku agendakan jauh-jauh hari. Aku menjauh dari angkot Sukabumi itu agar bendungan air mataku tidak ketahuan tumpah.
Aku paling ingat saat aku galau hendak memutuskan pindah kosan hendak mencari yang lebih murah, karna kosanku mahal jika sendirian,,700rb, berdua 800rb. Ia sediih sekali melihatku akan pindah, dan setelah aku pikir matang2, ternyata jauh lebih hemat di kosan lamaku, walaupun 700rb tapi itu hampir bersih. Disana sudah tersedia kipas angin, kulkas, setrika, hanger, air putih, dapur jadi aku tidak perlu magic com..aku memutuskan untuk lanjut,,dan betapa terharunya aku, saat mengutarakan niatku lanjut, ia memeluk separuh tubuhku erat, senyum bahagia yang sangat tulus.
ia juga terang-terangan memujiku, aku tahu itu tulus bukan basa-basi. Aku lupa redaksinya, tapi intinya “kalau aja anak saya udah besar dan sudah bekerrja, kamu tak jadiin menantu, mbak”. Waduuh, aku menelan ludah. Ia bilang, aku gadis yang sederhana, cantiik, shaliha..dll. Aah,,itu pujian atau hinaan? Cantik??Aku sudah selesai dengan kata itu, bagiku itu relatif, dan karena aku perempuan maka jelas aku cantik, bukan ganteng. Meskipun ada jenis2 wanita yang kecantikannya absolut. Tidak ada seorangpun yang mengatakan dia tidak cantik. Dan tentang perasaan itu? aku juga sudah selesai dengan perasaan itu, aku sudah melewati masa lalu dengan perasaan kelam itu. jadi aktu tidak begitu peduli dengannya, aku tidak akan kembali menjadi seperti ABG labil abad 21 yang menghabiskan hari dengan mata sembap, tanpa harus mengerti apa sebenarnya terjadi dengan diri sendiri. Benarkah aku sebaik itu? di sisi lain aku merasa seperti orang jahat, telah menyakitimu dan keluargamu secara tidak langsung. Memang lebih mudah memenangkan hati pembeli daripada memenangkan hati orangtua sendiri, sungguh menyedihkan. Aku hanya wanita biasa, aku bisa apa selain menunggu– itu quote alay yang sedang berkembang jaman sekarang bukan?. Quote itu juga kamu pasti tau, karna kamu juga termasuk anak 4l4y ibu kota, iya kan? 😀
Terimakasih atas kesempatan mengenalmu, teh
Berat sekali rasanya menanggung perpisahan ini. Bahkan kau yang sering menelponku, lebih 6x hanya sekedar memberi tahu kabarmu sudah sampai Sukabumi. Doakan aku untuk selalu memiliki hati sebening hatimu, tanpa dinodai prasangka, kesabaran yang tak bertepi, memeluk rasa sakit, dan selalu sederhana memaknai hidup.
Sekian ceritaku,,
Lily
Ps. Ini 10 fiksi 90 nyata,, tidak perlu menaggapi berlebihan. Kehidupan penulis tetap berjalan normal, AMAN TERKENDALI 🙂