SPLIT LIFE

Kalian tahu? Beberapa orang menanyakan hal yang sama untuk pertanyaan basic, “kegiatan kamu sehari-hari apa Ly?” atau “kamu itu sebenarnya siapa sih?”. Menurutmu aku harus jawab apa? Daripada bingung ya aku jawab aja sekenanya,,aku pelajar , tapi kalau lagi nganggur aku pedagang, terus kalau malam aku penulis.

Beberapa orang akan menebak dengan cepat bahwa pekerjaan utamaku adalah seorang pelajar, padahal aku berusaha maksimal di tiga kegiatanku itu. tak mengapa jika banyak yang menganggap nanti gak fokuslah, gak maksimal lah dll. Hfft bukankah fokus juga butuh untuk dilatih? Bukankah maksimal itu butuh proses? Aku lebih suka optimal dibandingkan maksimal. Memang wanita seperti kita cenderung diciptakan dengan kelebihan “multitasking”, bisa mengerjakan beberapa hal dalam 1 waktu. Atau bisa juga bermakna memiliki beberapa keahlian dalam 1 tubuh. Tapi kita tetap manusia biasa yang punya batas limit, tidak semua keahlian mampu kita kuasai, sehingga kita bisa menentukan beberapa keahlian yang “gw banget” untuk bisa kita optimalkan.  Kalau kita bisa fokus di tiga kegiatan mengapa cemen Cuma mengambil satu? Oiya bukankah sebenernya tugas kita jauh lebih banyak daripada waktu yang tersedia? Apalagi tugas ummat,,beeuh bejibun guys. “Frame Your Future!” kata kang Rendy Saputra, praktisi bisnis terkemuka itu.

Naah, biar gak bosen mari kita split antara kegiatan yang katanya “utama” dengan kegiatan yang dianggap “sampingan”.  Anggep aja jualan dan menulis merupakan kegiatan utama, sedangkan penelitian jadi kegiatan sampingan, yah sekedar hiburan aja tapi kan jadinya seneng. Refreshing dari laporan-laporan penjualan serta target ide tulisan yang menumpuk, untuk kemudian kita ganti dengan laporan-laporan penelitian, jurnal dan tesis yang yahuud banget. Eeh,,kebalik yak ^^. Aku menganggap selling and writing skill sama pentingnya dengan keilmuan sains yang derajatnya sampai profesor ituuh.  So, eceu-eceu yuk mari kita tetap bertotalitas dalam setiap kegiatan kita, nikmati prosesnya, walaupun tertatih-tatih, berdarah-darah dan berlelah-lelah adek bang,  biar hasilnya tuh kerasa. Gak Cuma bilang “sakitnya tuh disini” tapi bilangnya “Senengnya tuh disinii!- (nunjuk tesis, keyboard laptop sama dompet haha)”, hasilnya juga gakkk separuh-separuh. Tahu sendiri kan gimana rasanya belum menemukan separuh diri kita yang lain,,uhuyy (gak nyambung). Yah demikian lah, maafkan mata sudah mulai menyipit pemirsah, buat yang kepo aku jualan apa aja sila buka @hijrina.id ya, disana all muslim outfit bisa kamu temukan. Salam #ShalihaProject ^^

SELESAI #Part II

 

 

Aku ingat, seorang walikota pernah mengatakan padaku “jadilah kamu seorang yang selesai dengan dirinya sendiri”.  Tentu saja ia mengatakan hal yang sama kepada 399 orang lainnya. Kita berada dalam sebuah seminar year end authority. Sebuah acara pertanggungjawaban kepengurusan forum konkrit tahun lalu.

Nay, aku cukup paham maksud kalimat itu, tapi aku tak yakin kamu mampu memahaminya sedalam apa yang ku pahami. Jika kebingunganmu berlanjut silakan hubungi dokter ya Nay! hehe

“Apakah kita harus berumah tangga terlebih dahulu , memiliki anak-anak yang shalih-shaliha, lalu kita baru boleh berkontribusi kepada orang lain? Haruskah kita menjadi kaya terlebih dahulu sebelum bersedekah, Ly?” tanyamu suatu hari tentang kata Selesai. Kepalaku sampai harus digaruk lebih lama padahal tidak gatal sama sekali.

Aku hanya mengusap wajah, ber ..hfft pelan, tidak berani menjelaskan lebih lanjut. Bisa semakin berabe. Aku butuh kosakata terbaik. “Anak ini memang pintar, tapi tidak cukup cerdas untuk memahami secara diri sendiri mandiri tepatnya . Sekali lagi kamu hanya serius dengan desain.

Nayna, aku membiarkan diriku masuk ke dalam dunia fashion secara tidak sengaja. Aku baru menyadari sesuatu. Disana sangat identik dengan wanita, dan tentu saja fisik seorang wanita ikut berpengaruh besar terhadap sales. Rasanya agak aneh jika harus menutupi wajah si model dengan poto sticker. Karena kita tahu, sejatinya hampir 80% orang membeli bukan karena tertarik dengan barangnya yang bagus (walaupun kualitas harus tetap bagus), mereka beli karena lihat si mbak-mbak modelnya yang geulis, bening meyakinkan.  Ada apa dengan kata cantik? Standarnya pasti kulit putih, wajah tirus, bulu mata lentik, hidung mancung, muka mulus dll.

Cantik secara fisik,,itu dambaan wanita sekali, dan tak naif juga dambaan semua pria di muka bumi, sekalipun ia (maaf: jelek) tapi pasti ia ingin punya istri yang cantik. Salah satu alasanya,,memperbaiki keturunan, juga ada kebanggaan tersendiri saat dibawa jalan, terutama kondangan. Nikmat buat lo, musibah buat dia .

Kabar buruknya aku jadi sering membanding-bandingkan seseorang dari bentuk fisiknya. Ya Allah itu bukan aku banget,, aku segera sadar saat membaca novel “Tentang Kamu” milik om Tere. Aku terkesima pada pribadi seorang Sri Ningsih. Meskipun itu hanya novel, tapi pasti terinspirasi dari sebuah kisah nyata. Apalah aku ini dibandingkan dengannya, sungguh sangat jauh. Dan kamu tahu? Akhirnya aku memutuskan untuk care dengan cantik fisik hanya untuk mba2 model hijab milik ku,

Dua hal kejadian dalam minggu ini merujuk pada satu tema besar.. introvert.  Seseorang tiba-tiba menghilang dari peredaran tanpa meninggalkan pesan apapun, ia dicari semua orang terutama officemate dan homemate nya. Hp nya tidak bisa dihubungi, seluruh koneksi sosmed pun terputus total. Semua orang menghawatirkan keselamatanya melebihi apapun, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Eeh, keesokan harinya ia muncul dengan tanpa merasa berdosa setitik pun. Bilang Hp lupa di charge padahal kita tahu di era digital life ini, survey membuktikan minimal seorang bertatap muka dengan HP adalah 3 jam. Aku baru tahu kalau ia ada masalah dengan pribadinya sendiri. Hfft,,kau tahu Nay, barang apa yang sangat berharga setelah hidayah?,,jawabanya perhatian sahabat. Jadi sila konversikan antara hati dan waktumu dalam sebuah formula untuk menghitung fare yang harus dibayar seseorang atas produk dan jasa perhatianmu. Ah, terkadang aku amat benci karakter introvert. Di luar bilang  “no problem,  never mind,  I’m okay” eh di dalam “go to Hell sana!”, di depan bilang “aku ra popo”di belakang “dasar gak peka!” duuh,,jadi aku kudu piye?!..Karakter yang  amat menyusahkan semua orang.  Tapi ia masih mengakar kuat dalam diriku, bencikah aku dengan diri sendiri? bagaimanalah ini? bukankah semua orang ingin hidup kepastian yang jujur,  atau penerimaan yang total?.  aku, begitu juga dengan kamu, kita sama-sama bukan malaikat yang bisa menebak isi hati. Oh salah, bahkan malaikat pencatat amal saja hanya mencatat berdasarkan amal yang riil dikerjakan seseorang. Urusan hati? Hanya Allah saja yang tahu, hanya Ia yang bisa menilai niat dan ketulusan seseorang.

Sejatinya memang setiap orang punya rahasia, dan jadilah orang yang amanah dalam menjaga rahasia.

Kita mungkin belum selesai dengan diri kita masing-masing, sehingga kita tega menyeret orang lain dengan hal-hal yang bukan urusannya.

Kita mungkin belum selesai dengan diri kita sendiri, sehingga banyak potensi besar dalam kita, namun kita kurang mensyukurinya, lalu lalai mengoptimalkannya. Kita malah sibuk membanding-bandingkanya dengan orang lain, sampai jenuh dan akutnya kita sampai menyalahkan takdir.

Kita mungkin belum selesai dengan diri kita sendiri, sehingga banyak hal menarik di sekitar kita, tapi kita abay menikmatinya. Hingga waktu berlalu, dan kita tenggelam dalam lumpur kejenuhan.

Jadilah seorang yang selesai dengan dirinya, yang totalitas memainkan peran kehidupan, totalitas membantu hidup orang lain, dewasa menghadapi permasalahan, bukan memendam hingga hati karatan atau lari dari kenyataan.

 

Nay, aku bersyukur memiliki sahabat yang riang sepertimu. dirimu sudah seperti bendungan tempatku menyimpan banyak urusan. Hatimu jauh lebih kokoh dari karang di film titanic, dan pikiranmu jernih menyaring info, sehingga sempurna sudah hidupmu bagiku

Nay,, Aku ingin menjadi seorang yang mengerikan bagi musuh-musuh Islam

Aku ingin menjadi orang yang terlihat super polos,,tapi juga super bahaya

Seorang yang berkedok pengajar TK tapi pekerjaan aslinya tak terlihat (hanya penulis yang tahu, #sok misterius)

Aku ingin menjadi diri sendiri versi aku, seorang yang selesai dengan dirinya.

 

 

 

 

SELESAI #part 1

Aku pikir postinganku tentang  SELESAI ini merujuk pada tugas akhirku yang sudah kelar, Nay. Tapi sayangnya bukan, tugas akhirku masih dalam dapur produksi untuk segera dipublish jadi santapan media haha,,.

Bagaimana kabarmu disana Nayna? Sudah berapa proyek yang SELESAI kamu kerjakan? Seorang arsitek semi senior sepertimu pasti amat sibuk akhir-akhir ini. Kalau istilah sista-sista olshop Year end sale, kalau kamu Year end project, yeaah.. Terakhir aku mendengar perusahaan tempatmu bekerja, kalian sedang dikejar target proyek akhir tahun yang super prestis, sebuah pembangunan Apartemen megah di dekat kampus kita.  Aku yakin “kehilangan” dirimu sekarang ini adalah karena keterlibatanmu dalam proyek itu, dan posisimu tak kalah prestis bukan? Karirmu melesat cepat seperti roket hanya di tahun keduamu bekerja. Kemampuan arsitekturalmu tak diragukan lagi. Sejak dulu aku mengenalmu, kamu tidak pernah serius dalam hidupmu kecuali pada desain.

Pembangunan itu, ah iya, ku pikir ,mahasiswa kampus rakyat macam kita tidak akan pernah tertarik  tinggal di apartemen mewah itu. Bukan karena tidak tertarik dengan desain dan kenyamanan fasilitasnya, tapi untuk makan saja susah, kita saja dulu sampai harus berganti-ganti kos 3x demi untuk menemukan kosan yang murah, nyaman, kondusif dan bonus strategis kemanapun. Dan ketemulah si kos ideal itu,,Wisma Balio Atas (WBA). Dengan biaya sewa hanya 2,5 juta per tahun, kita bisa hidup tenang dan tentram. Itu pun masih bisa kita bagi 2 karena kamarnya cukup luas haha. Hm,, itu dulu, sekarang untuk seorang Nayna, membeli rumah cash aja hanya dalam 1 tahun kamu bisa. ,Daibak!!.

Nay, apa ini yang membuat kerianganmu menguap tiba-tiba? Aku yakin itu amat bertentangan sekali dengan prinsipmu. Bukankah dulu kamu pernah berkata, ingin sekali membangun dengan desainmu sendiri, sebuah asrama khafidzah atau kos2an madani untuk mahasiswi yang kurang mampu, lalu kenyataanya sekarang sangat terbalik, kamu hanya melaksanakan perintah. Aku paham posisimu Nay, apa pula yang bisa dikerjakan seorang pegawai, kamu hanya perlu menunggu janji waktu, menumpuk sekaligus memupuk pengalaman dan mulai action sederas mungkin.

Kamu pasti hendak bertanya bagaimana aku paham urusan arsitektur?. Hehe gini-gini walaupun backgroundku sains tapi untuk lebih “connect” denganmu, aku tak sungkan-sungkan mengikuti duniamu. Eeh.. ternyata menyenangkan juga ya, mataku dimanjakan dengan desain-desain keren karya arsitek terkemuka. Aku bahkan sudah membaca novel Sketsa, novel duniamu  yang dulu kerap kau paksa2 aku untuk membacanya. Tak ku sangka, isinya,, hm. Masih jauh lebih bagus “Dilatasi Memory” dan “Diorama sepasan Al banna” ..

Desember ini aku benar-benar panen kondangan, Nayna. Undangan bertubi-tubi dari adek kelas juga teman seangkatan kita. Setiap weekend, kalenderku pasti sudah dilingkari spidol merah, selalu full. Sayang sekali kamu tidak menemaniku ikut menghadirinya. MashaAllah yaah,,tapi bukan itu hal menariknya. Ada seorang teman kita hendak menikahi teman sependakianya, kala itu mereka sama-sama sedang ekspedisi gunung Semeru. Kabar buruknya aku baru tahu kalau ternyata dia seorang berhesus (-), mungkin ia ada keturunan penjajah Belanda. Sedangkan calonya berrhesus (+). Lalu bagaimanalah ini? bukankah itu sama dengan merencanakan kepedihan bagi pasangannya? Iya aku tahu dia gentle, dia pasti sudah menjelaskan ke calonnya. Tetiba aku merasa benci, naif sekali dengan kata “cinta”. Hfft. Mungkinkah mereka sudah selesai dengan kata “Cinta” versi mereka sendiri??

ATISAH

 

Hari ini aku ingin bercerita singkat saja. Sepagi setelah subuh tadi, aku sudah rapi bergegas pergi meninggalkan kosanku di Jakarta, libur long weekend. Menariknya  Ini bukan perjalanan biasa, aku harus sekaligus mengantarkan teh Atisah, Asisten rumah tangga yang baru 2,5 bulan lalu bekerja di rumah sekaligus kos-kosan yang aku singgahi. Beliau harus segera pulang ke rumahnya di Sukabumi, lantaran anak keduanya sudah seminggu sakit keras. 2,5 bulan waktu yang super singkat, jauh lebih singkat daripada setahun aku mengenalmu tapi tak ada kemajuan yang berarti.  Rasanya ia sudah menjadi bagian dari kehidupanku, ia sudah seperti kakak yang baik hati, ibu yang perhatian, teman curhat yang asik, juga alarm pengingat hidupku akan banyak hal. Terutama tentang umurku,,yang jelas sudah tidak muda lagi. Secara, usianya sudah menginjak 36 tahun dan sudah memiliki 2 anak laki-laki. Dan jangan heran, anaknya sudah besar, kelas 3 SMK dan 3 SMP. Beliau sudah berpengalaman hidup di Arab, menjadi TKW selama 2 tahun, sehingga pengalaman dan pengetahuanya tidak diragukan lagi walaupun ia hanya lulusann SR (kalau aku tidak salah). Uniknya, meskipun ia sudah pernah naik pesawat, ia malah belum pernah naik kereta, sehingga dengan kesempatan terakhir ini, ia memintaku mengantarnya sampai ke terminal Baranangsiang, naik KRL Tanah Abang-Bogor lalu lanjut ke Baranangsiang dan menaik angkot ke Sukabumi.

Sampai di terminal, alhamdulillah sudah terparkir 1 angkot Sukabumi-Bogor yang menunggu penumpang dengan anggun. Aku menduga ia adalah seorang yang di berkahi. Bagaimana tidak, dari sebagian kisah hidupnya yang aku tahu, hampir semuanya menakjubkan. Salah satunya, saat menjadi TKW, ia salah seorang yang beruntung karna mendapatkan majikan yang shalih, amat baik hati disaat TKW2 yang lain mendapat majikan yang yaah,, kamu tahu sendirilah..

Aku sudah hampir 10 bulan di balai, tapi penelitianku belum selesai,,OMG,, hidup gini amat yak??. Kalau aku wanita hamil, pasti harusnya kita sudah punya anak lucu (#kamu ngomong sama siapa??). jangan tanya aku bosan apa tidak,,keluargaku, teknisi dan OB balai apalagi, mereka hafal sudah dengan kegiatan sekaligus kebiasaanku. Sesekali mereka bertanya santai tapi jleb,, “lho belum selesai juga?”, dan aku hanya bisa senyum nyengir.  Aku hanya harus selalu bersabar dan terus bersabar. Aku ingat beberapa temanku ada yang penelitianya dari mulai semester 1 dan sampai detik aku menulis ini dia bahkan masih penelitian.,,woow, aku kalah jauh, tapi ya jangan sampailah. Bukan karena dia pemalas, tapi mungkin Allah tahu, dia wanita yang tangguh jadi Ia mengujinya dengan sungguh-sungguh. Kamu tahu, di balai, tepatnya lab kimia, sudah tinggal 2 orang mahasiswa tersisa, aku dan anak s1. Aku senang sekaligus sedih. Senang karna setidaknya masih ada teman ngelab yang asik dan easy going sehingga aku lupa sejenak kebosanan dan kejenuhan ini. sekaligus aku sedih karena aku berpikir,, ya Allah sampai kapan lagi aku harus disini. T.T . untungnya aku punya aktivitas jualan, itu kegiatan seru yang membuat kebosananku hilang sejenak, dan kabar buruknya,,aku ketagihan, karena jualanku semakin banyak,dan omsetku juga ada kenaikan meski hanya berapa persen. Setidaknya cukup untuk menambah lemak di rekeningku, sedikit mengurangi beban ortu di rumah.

dan kamu tahu, teh Atisah, seperti yang ku ceritakan diatas, ia selalu menjadi penghiburku saat pulang dari balai, melepas kepenatan. Aku diajarkan menanak nasi pakai panci, secara aku tidak punya magic com haha. Aku hampir selalu diberinya lauk saat melihat lauk yang aku masak itu-itu aja, ala anak kosan, kalau gak goreng2an (nasi,tempe,ayam) atau sayur ala-ala kadarnya –kangkung rebus, sop, itu aja yang sering ku masak. Yang penting makan sayur. Sejak anak kamarku selesai ngekos, aku jadi kehilangan selera beli-beli makan di luar, selesai nglab langsung pulang , dan ya sudah, aku hanya makan dengan stok persediaan bahan makanan mentah yang aku simpan di kulkas. Itu kabar menarik bukan? Menghemat sekaligus diet ^^. Oiya, aku juga punya kebiasaaan baru, membuat es kopi Good Day Cappucino, itu sukses menjadi pengganti capcin yang ada di kios belakang masjid. 5000 dipangkas menjadi 1500. Ini bukan promosi yah, tapi aku sudah survey ke berbagai merk kopi lokal yang menawarkan “perisa” cappucino. Dan survey membuktikaaan,, (lihat kutipan di atas haha). Si teteh yang hafal dengan kebiasaanku satu itu sering berekspresi seolah ngilu saat meihatku asyik menggigit es batu ,,kletak kletuk. Sebagai responnya, akujuga hanya ketawa melihatnya.

Ah kenapa cerita ini jadi ngelantur kemana-mana? Ini bahkan baru 15 jam berlalu saat perpisahan mengharukan itu terjadi. Sampai di terminal baranangsiang, dia menjabat tanganku erat. Bercipika-cipiki, kami sedikit malu dilihat penumpang dan kuli angkut terminal. Itu seperti drama FTV ala SCTV saja. Bagaimana tidak, itu terjadi di terminal, bukan stasiun kereta elit atau bandara yang megah ala drama Korea. Sebagian bertanya, “itu ibunya ya neng? Atau kakaknya?” aku tidak kuasa menjawab, menahan air mata. Sepersekian menit kemudian, ia naik angkot. Aku memutuskan kembali ke kampus dengan memesan ojek online untuk menghadiri seminar nasional yang sudah ku agendakan jauh-jauh hari. Aku menjauh dari angkot Sukabumi itu agar bendungan air mataku tidak ketahuan tumpah.

Aku paling ingat saat aku galau hendak memutuskan pindah kosan hendak mencari yang lebih murah, karna kosanku mahal jika sendirian,,700rb, berdua 800rb. Ia sediih sekali melihatku akan pindah, dan setelah aku pikir matang2, ternyata jauh lebih hemat di kosan lamaku, walaupun 700rb tapi itu hampir bersih. Disana sudah tersedia kipas angin, kulkas, setrika, hanger, air putih, dapur jadi aku tidak perlu magic com..aku memutuskan untuk lanjut,,dan betapa terharunya aku, saat mengutarakan niatku lanjut, ia memeluk separuh tubuhku erat, senyum bahagia yang sangat tulus.

ia juga terang-terangan memujiku, aku tahu itu tulus bukan basa-basi. Aku lupa redaksinya, tapi intinya “kalau aja anak saya udah besar dan sudah bekerrja, kamu tak jadiin menantu, mbak”. Waduuh, aku menelan ludah. Ia bilang, aku gadis yang sederhana, cantiik, shaliha..dll. Aah,,itu pujian atau hinaan? Cantik??Aku sudah selesai dengan kata itu, bagiku itu relatif, dan karena aku perempuan maka jelas aku cantik, bukan ganteng. Meskipun ada jenis2 wanita yang kecantikannya absolut. Tidak ada seorangpun yang mengatakan dia tidak cantik. Dan tentang perasaan itu? aku juga sudah selesai dengan perasaan itu, aku sudah melewati masa lalu dengan perasaan kelam itu. jadi aktu tidak begitu peduli dengannya, aku tidak akan kembali menjadi seperti ABG labil abad 21 yang menghabiskan hari dengan mata sembap, tanpa harus mengerti apa sebenarnya terjadi dengan diri sendiri.  Benarkah aku sebaik itu? di sisi lain aku merasa seperti orang jahat, telah menyakitimu dan keluargamu secara tidak langsung. Memang lebih mudah memenangkan hati pembeli daripada memenangkan hati orangtua sendiri, sungguh menyedihkan.  Aku hanya wanita biasa, aku bisa apa selain menunggu– itu quote alay yang sedang berkembang jaman sekarang bukan?. Quote itu juga kamu pasti tau, karna kamu juga termasuk anak 4l4y ibu kota, iya kan? 😀

Terimakasih atas kesempatan mengenalmu, teh

Berat sekali rasanya menanggung perpisahan ini. Bahkan kau yang sering menelponku, lebih 6x hanya sekedar memberi tahu kabarmu sudah sampai Sukabumi. Doakan aku untuk selalu memiliki hati sebening hatimu, tanpa dinodai prasangka, kesabaran yang tak bertepi, memeluk rasa sakit, dan selalu sederhana memaknai hidup.

Sekian ceritaku,,

Lily

 

Ps. Ini 10 fiksi 90 nyata,, tidak perlu menaggapi berlebihan. Kehidupan penulis tetap berjalan normal, AMAN TERKENDALI 🙂